
Review Buku Debu-debu di Dinding Rumah - Karya Ahmad Sabirin
Puisi-puisi Ahmad–bagi saya–mengingatkan pada tradisi penulisan penyair-penyair Islam terkenal maupun penyair-penyair Arab Modern yang diskriptif dan prosais. Sebut misalnya Jalaluddin Rumi, Hafiz Ibrahim, Rabi’ah al-Adawiyah, Omar Khayyam, Muhammad Iqbal, Jabra Ibrahim Jabra, Salah Labaki, dll. Dimana Puisi diciptakan tidak saja untuk menjelmakan kekuatan estetika dari kata-kata (puitical power) namun yang utama adalah sebagai kekuatan persuasif yang mengajak dan membimbing pembacanya menuju nilai-nilai kebajikan dan kemaslahatan kehidupan. Amarmakruf Nahimunkar.
Ahmad Sabirin aktif menulis di jurnal-jurnal nasional
dan internasional. Ia mulai menulis sejak mengenyam pendidikan di bangku SMA,
ia menulis puisi, esai, cerpen dan artikel ilmiah. Kumpulan puisi lainnya yang belum
diterbitkan karena beberapa alasan adalah Air
Mata Itu Bercerita (2018), Mati atau Menjadi
Mayat Hidup (2019) dan
sekarang sedang merangkumkan Novel perdananya yang berjudul “HINA”.