Review Buku Merayu Mimpi untuk Digenggam Jemari - Karya Eliza Noviriani

Terkadang kita merasa tertinggal. Ketika mereka terlihat amat melejit, begitu nyaman, sungguh bahagia. Entah itu soal dia yang sudah berpunya atau perihal dia yang telah menjejakkan kaki kemana-mana. Tahu kah kita, Bisa jadi bagian paling mengecewakan sengaja disembunyikan. Bisa jadi cerita paling pahit tak mau lagi ia ungkit. Bisa jadi rasa paling menyakitkan diam-diam tak diperlihatkan. Lagi pula tak adil rasa nya jika tolak ukur bahagia dianggap sama rata, sebatas telah atau belum berpunya, sesederhana di rumah saja atau berkali-kali melanglang buana. Panggung dia adalah milik nya, dengan segala drama di atas nya, sementara panggung mu sempurna milikmu dengan alur cerita tak sama. Menjalani skenario hari ini dengan tulus, bertahan atas jalan cerita yang tak selalu mulus, itu saja rasa nya sudah cukup. Karena, kita semua adalah pemeran berbakat, dengan skenario terhebat.