
Launching Buku Dari Kebun Komorebi
Dulu, mana sempat
memikirkan berkebun, apalagi mengompos. Makan sayur saja perjuangan sangat
besar. Hehe. Begitu pertama kali mencangkul, kaki bengkak berhari-hari. Buka
bak kompos yang ada uget-ugetnya,
antara mau kabur dan milih pakai masker, sarung tangan dan faceshield, ah sungguh ke-kota-an sekali rasanya. Geli.
Namun, semuanya bisa
berubah. Dari selera, gaya hidup sampai ke bagaimana memandang alam. Bukan lagi
superior, tapi sejajar. Tidak lagi di luar siklus. Tetapi di dalamnya. Rasanya
seperti di tempa di secuil lahan umpel-umpelan
di pekarangan rumah.
Di sini kemudian saya,
juga kami, merubah pola pikir, pola hidup. Untuk terus belajar dan berguru pada
alam. Pada sepetak kebun yang layak diberikan sekumpulan puisi. Selamat datang
di Kebun Komorebi.