
Review Buku Seribu Kecemasan - Karya Insani Wahyu Mubarok
SERIBU KECEMASAN
Setiap malam sejuta kecemasan di otak
Semakin malam semakin cemas
Hingga subuh
Mungkin!
Matahari bisa mengusir kecemasan
Sidoarjo, 26 Mei 2023
Firasat itu seperti mimpi-mimpi
kemarin
Datang cuma sekejap kemudian pergi
Firasat itu bahasa yang susah
ditafsirkan
Walaupun sama ahli filsafat
Firasat-firasat itu senyum
Menjadi kedukaan
Kemarin anak ibu dekat dengan saya
Kemarin anak ibu tertawa dengan
saya
Kemarin anak ibu menangis dengan
saya
Dan sekarang, besok, atau lusa
Anak ibu menjadi kenangan
Begitu pula dengan
dunia sastra, penikmat sastra seperti merasakan manis pahitnya kehidupan yang
ada di sekitar kita. Menelaah sastra ibarat mencari hikmah di setiap kehidupan.
Aktivitas sehari-hari sering dihabiskan di tempat pementasan atau pertunjukkan
budaya, seperti Balai Budaya Cak Durasim maupun di Balai Pemuda Surabaya
Buku pertama
ditulis tunggal sudah terbit “MENCELA CUACA”, biasanya aktif menulis tapi dalam
bentuk antologi dari beberapa penulis contoh “Lahak, Pandemi”. Sering juga
membantu mahasiswa PBSI UM Surabaya dalam menyelesaikan FILM INDIE, Film Indie
yang sudah terselesaikan dan mendapatkan HAKI yaitu “SEPI MEMBANTAI” bergenre
horor romantik dan akatif dalam sebuah pemetaan
Drama. Karena bertepatan mengampu mata kuliah penyutradaraan dan Pementasan.