.png)
Review Buku Kehilangan Yang Tak Benar-Benar Pergi - Karya Aennul Yaqin
Spesifikasi Buku
Melalui setiap bait, ia menggambarkan bagaimana kehilangan tidak pernah benar-benar menjadi akhir. Orang yang telah pergi tetap hidup dalam memori, napas doa, dan ruang-ruang sunyi yang terus dipenuhi bisik cinta. Buku ini mengajak pembaca berdamai dengan perpisahan, menerima luka, dan menemukan makna baru di tengah kesunyian yang merangkul.
Kehilangan: Yang Tak Benar-Benar Pergi bukan sekadar buku, tetapi perjalanan hati bagi siapa saja yang pernah kehilangan seseorang yang mereka cintai, dan berusaha belajar bahwa beberapa cinta tinggal untuk selamanya, meski tak lagi dalam bentuk yang sama.
Aennul Yaqin, yang lahir pada 25 Februari 1998 di Jakarta, adalah sosok yang menemukan banyak makna dalam setiap perjalanan kehidupan. Anak dari pasangan Nenah Rahayu dan Nur Sopan ini, meski kini aktif dalam dunia pendidikan sebagai Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum di Madrasah Darus-Sunnah Ciputat, tak pernah berhenti menuliskan kisah-kisah yang mengalir dari hatinya.
Sebagai alumnus Magister Ilmu Hadis dari UIN Jakarta, dia menggabungkan kecintaan terhadap ilmu agama dengan kerinduan akan pengetahuan yang mendalam tentang cinta dalam segala bentuknya. Karya pertamanya, Jalan Cinta: Catatan dan Kisah Cinta di Dunia Islam, mencerminkan pencarian dan refleksi tentang makna cinta, yang tak hanya sebatas perasaan, tetapi juga bagaimana ia tumbuh dan berkembang dalam ajaran agama.
Meski kesehariannya diwarnai dengan tugas-tugas pendidikan, dia terus menuangkan pikiran-pikirannya, mengolah kata-kata menjadi kisah yang penuh makna. Melalui buku Kehilangan: Yang Tak Benar-Benar Pergi, dia ingin mengajak pembaca untuk merenung, bahwa dalam setiap kehilangan, ada sesuatu yang tetap bertahan; kenangan, rasa, dan makna yang tak mudah hilang meski waktu terus berjalan.
Ikuti perjalanannya di Instagram: @aennulyaqin, tempat ia berbagi refleksi dan kisah-kisah kehidupan.