
Review Buku Takdir Cinta yang Takbisa Berlabuh - Karya Satria Guruh
Spesifikasi Buku
Buku
Takdir Cinta yang Tak Bisa Berlabuh adalah kumpulan puisi yang merangkum
perjalanan rasa—tentang rindu yang tak tersampaikan, perasaan yang tak
terbalas, dan cinta yang harus dilepaskan meski hati ingin mempertahankan.
Dalam setiap baitnya, terselip kegelisahan, harapan, dan keikhlasan yang
mengalir seperti arus sungai, mengajarkan bahwa mencintai tak selalu berarti
memiliki.
Dengan bahasa yang menyentuh dan penuh makna, Satria Guruh mengajak pembaca menyelami lautan emosi yang mendalam. Buku ini bukan sekadar kumpulan kata, tetapi sebuah ruang bagi jiwa-jiwa yang pernah mencintai dalam diam, merelakan dengan luka, dan mengenang tanpa batas waktu. Jika kamu pernah jatuh cinta tanpa bisa memiliki, atau menyimpan rindu yang tak terbatas, maka buku ini akan menemanimu menjadi suara bagi perasaan yang tak terungkapkan. Sebab cinta yang sejati, meski tak berlabuh, tetap akan hidup dalam keabadian.
Satria Guruh, lahir pada 24 November 1003 di Kabupaten
Tasikmalaya, adalah seorang penulis yang menelusuri makna cinta, kehilangan,
dan ketidakpastian dalam kata-kata. Berawal dari kegemarannya menulis sejak
menjadi mahasiswa, ia menemukan bahwa puisi adalah ruang di mana ia dapat
menuangkan perasaan yang sulit terungkapkan.
Buku
Takdir Cinta yang Tak Bisa Berlabuh adalah refleksi dari perjalanan
batin—sebuah kisah yang tidak hanya berbicara tentang cinta yang tak
tersampaikan, tetapi juga tentang ketegaran dalam menerima takdir. Setiap larik
puisinya menggambarkan perasaan yang mendalam, membentuk mozaik kerinduan,
harapan, dan keikhlasan.
Bagi Satria Guruh, menulis bukan sekadar merangkai kata, tetapi juga menciptakan dunia di mana pembaca dapat menemukan bagian dari diri mereka sendiri. Ia percaya bahwa puisi mampu menyentuh ruang-ruang terdalam dalam hati manusia, menjadi penghiburan sekaligus pengingat bahwa setiap perasaan, meski tak selalu menemukan akhir yang bahagia, tetap memiliki makna yang tak ternilai.