Login Member
close
Subscribe
Home Berpuisi Publishing Buku Puisi
Review Buku Puisi Tanpa Rima - Karya Rima Ratnanggana P.

Review Buku Puisi Tanpa Rima - Karya Rima Ratnanggana P.

 

Spesifikasi Buku:


Judul : Puisi Tanpa Rima

Penulis : Rima Ratnanggana P.

Halaman : i - ix + 118 Halaman 

Genre : Kumpulan puisi

Ukuran Buku : 14 x 20 cm

ISBN: 


Sinopsis Buku: 

Tidak semua perasaan ingin dijelaskan, dan tidak semua luka ingin disembuhkan. Hidup tak selalu mengikuti pola, jiwa pun tak selalu bisa dikurung dalam irama yang sama. Aku menulis puisi tanpa rima, karena di situlah aku bisa menjadi utuh, meski tak selalu selesai. Di sana, aku boleh rapuh, boleh menangis, tanpa perlu alasan mengapa aku merasa asing di dunia yang ramai.

Puisi-puisi ini adalah ruang bernapas, tempat kata tak menuntut, dan rasa bisa tinggal tanpa ditanya namanya. Menulis puisi tanpa rima adalah caraku berdamai, dengan masa lalu, dengan pilihan yang belum tentu benar, dan dengan diriku yang tak selalu mudah kucintai. Di dunia yang penuh tuntutan, aku butuh satu tempat di mana aku bisa jujur, tanpa harus terdengar indah.


Tentang Penulis: 

Rima Ratnanggana Prasetya lahir di Mojokerto, 10 Agustus 1992, kota kecil yang diam-diam menyimpan banyak sunyi dan serpih cahaya. Sehari-hari ia berkarya sebagai peneliti dan dokter hewan. Tapi ketika dunia terlalu riuh dan kata-kata tak menemukan tempat untuk bersuara, ia memilih pulang ke halaman puisi—tempat ia bisa bernapas dengan jujur, tanpa perlu menjelaskan segalanya, tempat ia bisa berdialog dengan dirinya sendiri—tanpa perlu sempurna. 

Puisi Tanpa Rima adalah kumpulan suara dari ruang batin yang paling dalam—suara yang lahir dari tiga puluh tiga musim kehidupan. Dari luka-luka kecil yang tak sempat diceritakan, dari kegembiraan sederhana yang tak membutuhkan sorak, dari permenungan yang muncul saat langit terlalu diam dan hati terlalu penuh. Di balik setiap baitnya, tersimpan keraguan, keberanian, kehilangan, dan penerimaan yang tumbuh perlahan seperti fajar yang merambat di ujung malam.

Dengan penuh cinta, Rima juga menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orangtuanya—Ayah dan Ibu—yang telah memberinya nama yang indah dan bermakna: Rima Ratnanggana Prasetya. Sebuah nama yang tidak hanya berirama, tapi juga mengandung doa. Rima adalah alunan, seperti getar lembut dalam syair yang jujur. Ratnanggana berarti permata yang berkilau dalam alun jiwa. Dan, Prasetya adalah janji yang dijunjung tinggi dengan kesungguhan.

Buku ini, Puisi Tanpa Rima, adalah bentuk syukur sekaligus pernyataan bahwa tak semua yang bernama "rima" harus berirama, dan tak semua keindahan lahir dari keteraturan. Justru dalam ketidakteraturan, dalam keheningan dan keberanian untuk jujur, makna bisa tumbuh dengan lebih utuh. Lewat puisi-puisi ini, Rima seakan pulang ke dalam namanya sendiri—menemukan kembali nilai, suara, dan janji yang telah lama diam, dan kini bersuara.


Temukan Kami di:
Instagram : @berpuisipublishing dan @tokoberpuisi
Tiktok : @berpuisiid
Whatsapp : 085854617570
Komentar